Saat Impian itu Hanya Mimpi


Di titik ini semua seperti membias antara Mimpi dan Kenyataan
Seperti hitam dan putih yang tidak pernah berjalan seiring dan sewarna, pelangi dan saat sore senja menjinggapun seolah tak pernah berpapasan datang dalam waktu dan tempat yang di nantikan.

Begitu juga malam dan siang  seperti dua alam yang kodratnya sangat tidak mungkin terjadi dan bertemu dalam satu waktu.

Tentang cerita kau dan aku hanya seperti benang layangan-layang yang menunggu terbang saat langit membiru menyapa awan putih dan angin, hari-hari ku tuliskan cerita tentang para penerbang layang-layang dan pengenjar layang-layang seperti ceritamu saat bermimpi terbang dan bebas di ketinggian tanpa batas.

Ku hanya akan menikmatimu sebagai pendongen rindu yang menceritakan sebait dua bait tentang kau dan aku di tempat yang berbeda.

Dibatas rindu dan persahabatan semua datang terdengar indah dalam   satu kalimat yang kau bisikan dalam saja-sajak yang memberontak duniamu sejenak membaca puisi-puisi belasan tahun yang ku urai dalam kenangan lembaran tinta dan kertas saat kali pertama melihat senyum dan tatapan kedua matamu.

Dibatas ini pun kita memiliki doa dan impian di dunia yang sudah berbeda, berharap satu waktu dan satu hari kau kutemukan dalam uluran benang layangku sehari memilih melawan dunia dan keadaan untuk sejenak melihatmu nyata di duniaku.

Ruang kosong~

Pillihan dan Kesetiaan


Pada awalnya, semua orang bangga dengan pilihannya
Tapi pada akhirnya, tidak semua orang setia sama pilihannya

Saat dia sadar bahwa yang di pilih mungkin
Tidak sepenuhnya seperti yang di impikan

Karna yang tersulit dalam hidup, bukanlah memilih,
Tetapi bertahan pada pilihan

Sedikit waktu mungkin sudah cukup
Untuk menentukan pilihan, tapi untuk bertahan pada pilihan tersebut
Mungkin harus menghabiskan sisa usia yang di miliki.

Hai Masa Lalu Itu


Hai masa lalu.
Tidak, aku hanya ingin menyapa. Berdebukah kau? Maaf aku semakin jarang mengunjungimu. Aku disibukkan dengan masa kini dan impian masa depan. Tenang saja, aku takkan melupakanmu. Aku hanya mungkin akan jarang menengokmu.

Hai masa lalu.
Aku hanya ingin menyapa. Terimakasih pernah ada. Terimakasih pernah menjadi bagian perjalananku. Sedih pun bahagia kisahmu menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kini adalah hasil rentetan perjalanan masa lalu? Maka itu aku berterima kasih.

Hai masa lalu.
Aku pernah jatuh, aku pernah sakit hati. Tapi sudah kusimpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan, yang kunamakan masa lalu. Ya kamu. Ruangmu mungkin kini gelap, aku pasti akan sering kembali melihat ruangmu, namun hanya sebentar. Aku takkan lama-lama, sekadar melihat lagi seperti apa jalan yang kulalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja masa kiniku aku lupa atau mungkin lalai menjaga langkah.

Hai masa lalu.
Lihatkah kau bagaimana aku di masa kiniku? Bagaimana menurutmu? Semoga kau bangga. Sebab apapun yang kucapai, adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.

Hai masa lalu.
Mari berdamai. Aku akan belajar mendewasa. Menjadi lebih tangguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku di masa depan.

Hai masa lalu.
Kini kau hadir membuatku bahagia, aku merasakan hal yang berbeda, kau lah lanjutan kisahku untuk masa depanku. Bahagianya aku, kau hadir di kehidupanku saat ini.

Terima kasih Ya Allah kau telah mengembalikan setengah hatiku lagi. Kau buat hidupku jadi bermakna.

Semoga kita tetap menjaga hubungan ini, jangan pernah pergi lagi.

Ruang kosong
24-Mei-2015
Untukmu yang tak pernah lelah memaafkanku…

Membuatmu Jatuh Cinta Maaf


Membuatmu Jatuh Cinta Maaf

Tunggulah aku semampumu, ya, semampumu saja
Jika itu terasa terlalu lama kau boleh belajar melupa
Aku tak suka melihatmu tersiksa

Maaf telah membuatmu jatuh cinta pada lelaki yang belum siap,
aku masih terus berbenah

Jika kau bertahan, itu sungguh sebuah kebahagiaan,
tapi jika kau memang ingin pergi, apalah daya selain merelakan

Aku masih terus berjuang tapi semua memang tak instan
Yang perlu kau tahu, aku tak pernah benar ingin kehilangan

Kau tahu kenapa aku tak ingin berjanji ini itu?
Aku takut, janjiku berujung semu
Aku lebih tertarik memperjuangkan dari pada terus menumpuk bualan

Semoga kau paham maksudku, semoga

~ruang kosong

Aku Minta Maaf


Aku Ingin Minta Maaf kepada Siapa?
Aku sedang duduk manis, memikirkan seseorang yang aku salahi. Seseorang yang hingga kini belum aku ketemui, entah dimana, entah siapa. Namun, ada.
Tentang seseorang yang tak kunjung kau temukan, yang kau harapkan kelak menjadi ayah anak-anakmu. Aku minta maaf. Mungkin aku terlalu sibuk, mungkin kita pernah berpapasan selama ini. Sayangnya aku tidak tahu, kau juga. Mungkin kita saling kenal, sayangnya aku tidak tahu, kau juga. Mungkin juga kita tak pernah kenal sama sekali.

Aku minta maaf. Mungkin karena aku, menungguku, kau menjadi resah setiap hari. Merasa kesepian dan merasa kosong. Aku minta maaf. Mungkin karena aku, kau harus lebih lama menjaga diri.

Seharusnya aku datang saat ini juga menyelamatkan dan kemudian melindungimu setiap hari. Mewujudkan setiap impian kecil yang kau pikirkan setiap hari. Aku minta maaf. Saat ini aku sedang belajar, belajar untuk tahu cara mencintaimu dengan benar. Belajar tentang mempersiapkan masa depan bersamamu.

Kau jangan lelah menunggu, aku selalu mencarimu. Aku sedang bersiap diri. Mungkin kau sudah siap, tapi kau tahu aku laki-laki. Aku yakin, kau berharap seseorang yang kau tunggu itu laki-laki tulen yang berani dan bertanggung jawab.

Aku minta maaf, jika membuatmu resah saban bangun pagi. Membuatmu gelisah tentang masa depanmu. Aku selalu berdoa untukmu, orang yang tak pernah aku kenali.

Kau tahu? aku berdoa beberapa hal untukmu. Berdoa agar kau lebih bersabar, berdoa agar kau terlindungi. Berdoa agar kau setia menungguku meski kau tidak tahu siapa yang ditunggu.

Aku di sini sedang belajar ilmu agama dan dunia. Belajar untuk menjadi kekasih terbaik bagimu. Aku minta maaf kepadamu, seseorang yang hingga kini belum aku ketemui, entah dimana, entah siapa. Namun, ada.

********